Pengurus Lembaga Bahsul Masail
Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur mengingatkan agar berhati-hati dalam
bersikap terhadap adanya kemungkaran. Karena jika terjadi kesalahan sedikit
saja dalam menyikapi kemungkaran tersebut, ujungnya akan berbahaya kepada diri
sendiri.
;
KH Azizi menilai bahwa memang
benar Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah bagian dari perintah agama. Namun
demikian, jika dilakukan dengan niatan yang tidak benar, tidak murni karena
untuk menjunjung kalimah Allah, maka akan sia-sia.
“Ingat, Imam Al-Ghazali
mengatakan bahwa dibalik amar ma’ruf nahi munkar. Sedikit saja bergeser
niatnya, maka itu adalah kemungkaran,” katanya di hadapan para wakil dari
cabang NU se Jawa Timur dalam acara Bahtsul Masail Islam Nusantara di Aula Gedung
Utama Rektorat Universitas Negeri Malang, Sabtu (13/2/2016) lalu.
Kiai Blitar yang juga alumni
Lirboyo ini kemudian menjelaskan mengapa di balik amar ma’ruf nahi mungkar ada
kemungkaran. Ia menjelaskan alasan-alasan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.
“Imam Al-Ghazali mengatakan
demikian karena jika terjadi kesalahan niat dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka
akan ada kemungkaran yang lain. Kemungkaran itu berupa: merendahkan orang lain,
merasa benar sendiri sedang yang lain salah, sombong dan melakukan kerusakan,”
katanya.
Lebih lanjut ia mengingatkan
bahwa Al-Quran sama sekali tidak memerintahkan Umat Islam memusnahkan semua
kemungkaran di muka bumi. Melainkan Al-Quran memerintahkan kita untuk
menolaknya saja.
“Ingat, bahwa kalimatnya dalam
Al-Quran adalah wa’mur bil ma’rufi wanha anil munkar. Jadi kita diperintahkan
untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Bukan membasminya,”
paparnya.
“Di mana-mana kemungkaran itu
pasti ada dalam kehidupan di dunia. Itu adalah sunnatullah bahwa ada kebaikan
ada keburukan. Jadi tidak dapat kita sirnakan yang namanya kemungkaran. Hanya
saja jika kita menolak dan mencegahnya, akan mendapat pahala,” tambahnya.
(Ahmad Nur Kholis/Fathoni/NU Online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar