• Loading...

    Artikel Terbaru

    Sabar adalah Kunci Meraih Kebahagiaan


    Sabar adalah kemampuan untuk menahan diri terhadap sesuatu yang di benci, bahkan segala yang disenangi sekalipun. Sabar adalah kemampuan diri untuk menahan diri dari mendapatkan atau menghilangkan sesuatu sebelum waktunya. Sabar adalah kemampuan diri untuk menerima sesuatu yang telah ditetapkan Nya, tanpa menafikan usaha dan upaya. Dalam kesabaran ada ketabahan, kepasrahan, ketenangan, ketwakkalan diri kepada Alloh SWT. Dalam sabar juga ada ketekunan, kekuatan dan ketahanan.

    Sabar terhadap segala sesuatu yang dibenci adalah kemampuan untuk menahan diri dan tabah saat menghadapi sesuatu ysng tidsk kits inginkan, misalnya saat menghadapi kesulitan, penderitaan, musibah, dan berbagai cobaan hidup. Sabar dalam konteks ini identik dengan ketabahan dan kepasrahan diri untuk menerima segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan Alloh dengan hati yang lapang. Dalam alqur’an, Alloh telah memerintahkan setiap orang beriman tetap bersabar dan memegang teguh kesabaran itu dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak menyenangkan. Karena kesabaran yang mereka lakukan tidak akan sia-sia. Kesabaran itu akan berbuah kegembiraan, yakni dengan diangkatnya segala kesullitan dan cobaan itu oleh Alloh. Lebih dari itu, dengan kesabaran mereka itu,  Alloh akan mengangkat derajat mereka dengan memberikan mereka balasan yang tiada pernah terbayangkan. Alloh SWT berfirman:
    يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠
    Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” ( QS. Ali Imran : 200)
    وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧
    155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar
    156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun"
    157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Albaqoroh : 155 – 157 )

    Termasuk dalam konteks sabar terhadap sesuatu yang tidak disenangi adalah bersabar saat menghadapi kesulitan yang ditimpakan  oleh orang lain.

    Artinya, ketika ada orang lain yang berbuat jahat atau menyakiti kita, tidak lantas kita membalasnya dengan kejahatan dan perbuatan yang menyakiti juga. Tetapi kita tetap bersabar, menahan diri, dan mendoakan nya agar mendapat karunia kesadaran dan petunjuk. Bahkan dalam batasan-batasan tertentu, kita tidak diperkenankan untuk mendoakannya dengan keburukan. Kecuali orang itu sudah berlebihan dan berbuat aniaya kepada kita, Alloh telah memberikan pengajaran:
    فَٱصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَ مَا يُوعَدُونَ لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةٗ مِّن نَّهَارِۢۚ بَلَٰغٞۚ فَهَلۡ يُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ٣٥
    Artinya: “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.”  (Qs. Al Ahqof : 35)

    Adapun bersabar terhadap sesuatu yang kita senangi adalah kita bisa menahan dir dan tidak lupa diri saat menerima atau mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Misalnya tidak lantas kita menjadi kikir ataupun boros ketika mendapatkan kekayaan dan banyak rizqi. Kita tidak lantas menjadi tinggi hati dan sombong saat menduduki posisi yang tinggi. Kita tidak lantas melupakan Alloh saat telah mencapai puncak segala prestice dan prestasi dan sebagainya.

    Ya, kesabaran adalah sebagian dari keimanan. Bahkan Nabi Muhammad SAW. menegaskan bahwa kesabaran adalah di ibaratkan dengan kepala dalam tubuh kita. Kesabaranlah puncak tertinggi dari segala kebaikan. Maka, tidaklah berlebihan jika dinyatakan bahwa kesabaran adalah kunci meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Menurut Afazlurrahman, sabar pada kenyataan nya menunjukkan adanya kekuatan tekad, ketegasan dan pengendalian diri, sehingga membuat seseorang mampu melanjutkan langkah pada jalan kebenaran saat menghadapi godaan yang bersifat internal dan kesulitan yang bersifat eksternal. Mengapa?

    Karena orang yang sabar akan menyerahkan dan memasrahkan segala sesuatunya kepada Alloh SWT. Ia akan dengan tabah dan lapang hati menerima segala ketentuan. Orang yang mampu bersikap seperti itu , tidak akan pernah terbesit dalam dirinya perasaan takut, cemas ataupun kegundahan. Ia akan menjalani perjalanan hidupnya dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Bukankah Alloh sendiri telah memerintahkan kita melalui firman Nya (QS Ali Imran 200) untuk senantiasa bersabar dan memegang teguh kesabaran ?  semua itu tidak lain agar kita dapat merai kebahagiaan dan keberuntungan. Di akhir ayat itu Alloh menegaskan bahwa tujuan Alloh memerintahkan kita untuk bersabar adalah agar kita dapat meraih kebahagiaan. Jika mau sukses dan bahagia, Sabar adalah kuncinya.

    Lihatlah betapa kesabaran Nabi Musa AS dalam mengabdi dan berguru kepada Nabi Syu’aib dan diangkatnya ia menjadi menantu Nabi Syu’aib, dan diangkat pula Oleh Alloh SWT menjadi utusan Nya. Lihatlah betapa kesabaran Nabi Muhammad SAW yang luar biasa dalam menghadapi siksaan dan penindasan orang-orang kafir dalam dakwah beliau, akhirnya menghantarkan kebahagiaan beliau yang tiada tara, yaitu beliau dapat mengalahkan musuh-musuh beliau dalam fathul makkah dan menjadikan agama islam berkembang pesat diseluruh penjuru dunia. Lihatlah betapa kesabaran Thalut atas teror dari jalut dan balatentara nya Akhirnya menghantarkan pada kemenangan dan kejayaan, dengan terbunuhnya raja jalut oleh nabi Daud AS. Lihatlah betapa kesabaran nabi Ayub yang luar biasa dalam menghadapi penyakit menjijikkan yan di idapnya akhirnya menghantarkan nya kepada kebahagiaan, yaitu ditunjukkan nya ia kepada istrinya yang benar-benar setia, Siti Rohmah, dan diangkatlah derajat Nabi Ayub AS oleh Alloh SWT ke tempat yang mulia.

    Jadi, pada intinya adalah Kesabaran adalah kunci dalam meraih kebahagiaan.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Comment

    Artikel Terbaru

    Beauty

    Total Tayangan Halaman

    Travel