Gurunda al-maghfur lahu Kyai
Masyhuri Syahid, MA, anggota musytasyar PBNU (2004-2009), satu bulan sebelum
wafat (awal Juli 2007), berwasiat kepada saya agar berhati-hati di dalam
menyikapi pemahaman keberagamaan di tengah-tengah masyarakat. Kata beliau, di
tengah situasi menjelang yaumus sa'ah (hari kehancuran besar alam) ini yang
akan berkembang di tengah masyarakat adalah paham farriq tasud (memecah belah
untuk memimpin). Beliau menegaskan bahwa nanti setelah beliau
"berpulang" akan muncul fenomena tampilnya segelintir orang yang bisa
kendalikan banyak orang dengan cara adu domba. Entah apa itu yang dipakainya.
Yang pasti, situasinya kacau sehingga sesama saudara pun bisa bermusuhan hebat.
Beliau mengatakan bahwa hanya yang mengikuti akhlak Rosul saja yang selamat.
Sambil mengulang lagi dengan suaranya yang lirih dan bergetar "akhlak
Rosul, akhlak Rosul."
Saya pun jadi ikut terharu
mendengar wasiat itu. Di akhir perbincangan minggu sore itu, beliau berkata,
" nanti habis lebaran datang lagi ke sini ya". Saya pun menjawab,
"injih, mbah yai". Satu bulan berlalu, dua hari setelah Ied ul-Fitri
hati ini gemuruh bergetar mendengar kabar Gurunda dipanggil pulang oleh Pemilik
Alam Raya. Sedih rasanya ditinggal guru yang lembut dan bijaksana di dalam menasihati.
Yang lebih sedih lagi adalah beliau berpulang dengan meninggalkan kekhawatiran
di hati tentang fitnah menjelang hari kiamat, yaitu fitnah farriq tasud, yang
sepertinya sudah terjadi.
اللهم انا نعوذ بك من الفتن ما ظهر منها وما بطن
Ya Allah, kami berlindung kepada
Mu dari semua macam fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi.
KH.Abdi Kurnia Djohan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar